![]() |
| Solat di Masjid Baiturrohim |
PENDOSAWALAN – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Khidmah Pendosawalan, Jepara, menjadikan ibadah harian sebagai jantung pendidikan karakter siswa. Dua program pembiasaan utama, yaitu Salat Dhuha dan Salat Dhuhur berjamaah, dilaksanakan secara rutin untuk menanamkan kedisiplinan spiritual dan kesadaran akan tugas utama mereka sebagai hamba Allah SWT.
Program ini bukan sekadar rutinitas sekolah, melainkan sebuah kurikulum tersembunyi yang bertujuan mengintegrasikan nilai-nilai ibadah ke dalam jadwal harian siswa.
Dhuha: Oksigen Spiritual di Tengah KBM
Pembiasaan Salat Dhuha dilaksanakan setiap hari pada saat jam istirahat pertama. Tepat pukul 09.40 WIB, seluruh siswa dan guru bergegas menuju Aula Madrasah. Waktu yang dipilih ini memiliki makna strategis: jeda singkat di antara padatnya jam pelajaran dimanfaatkan untuk mengisi kembali energi spiritual.
Kepala MTs Al Khidmah Pendosawalan menjelaskan, "Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak bahwa ibadah itu tidak hanya urusan waktu luang, tapi justru menjadi 'oksigen spiritual' yang menyegarkan pikiran di tengah aktivitas belajar. Dengan Dhuha di jam 09.40, kami melatih mereka disiplin memprioritaskan Allah di sela kesibukan dunia."
Salat sunnah ini dilaksanakan secara berjamaah. Setelah salat, sesi singkat dzikir dan doa bersama menjadi penutup, menumbuhkan rasa syukur dan ketenangan yang diharapkan mampu meningkatkan fokus belajar pada sesi KBM berikutnya.
![]() |
| Doa Seusai Solat Dhuha |
Jamaah Dhuhur: Komitmen
Fardhu di Masjid Lingkungan
Program pembiasaan
kedua adalah Salat Dhuhur berjamaah. Untuk ibadah fardhu ini, MTs Al Khidmah
memilih untuk membawa seluruh siswa ke masjid terdekat, yaitu Masjid
Baiturrahim Pendosawalan.
Langkah ini diambil
dengan dua alasan utama:
. Integrasi dengan Masyarakat: Pelaksanaan di Masjid Baiturrahim bukan hanya melatih siswa terbiasa ke masjid, tetapi juga membangun hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar. Ini adalah praktik nyata integrasi madrasah dengan lingkungan sosial dan agama.
Setelah salat berjamaah selesai, anak-anak
tetap dikondisikan untuk mengikuti dzikir wirid sampai imam selesai berdoa.
Kedisiplinan dan
Kesadaran Sebagai Tujuan Akhir
Dua kegiatan ibadah
ini memiliki benang merah yang sama: kedisiplinan dan kesadaran
sebagai hamba (ubudiyah).
- Kedisiplinan Waktu: Siswa dilatih untuk patuh pada
jadwal ibadah yang ketat, mengajarkan bahwa waktu adalah amanah yang harus
diisi dengan kebaikan, bahkan di waktu istirahat.
- Kedisiplinan Diri: Berwudhu tepat waktu, berbaris rapi
(membentuk shaf), serta menjaga ketenangan dan kekhusyukan
dalam salat, semuanya menuntut pengendalian diri yang tinggi.
- Kesadaran Ubudiyah: Pada intinya, madrasah ingin
membentuk kesadaran bahwa seluruh aktivitas—termasuk belajar—adalah bagian
dari ibadah, dan ibadah ritual adalah fondasi mutlak yang harus
ditegakkan.
Dengan istiqamah dalam
Dhuha dan Dhuhur berjamaah, MTs Al Khidmah Pendosawalan berupaya keras
melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan umum dan
agama, tetapi juga kokoh dalam karakter, disiplin dalam bersikap, dan sadar
penuh akan tugas mereka untuk beribadah kepada Allah SWT. (ZA)

