Khutbah Pertama
Mukadimah
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ، عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا
بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَقَالَ
تَعَالَى:
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan takwa kita
kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Takwa adalah bekal terbaik yang akan membawa kita pada
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pada kesempatan mulia ini, Khatib
mengajak jamaah sekalian untuk merenungkan tiga pilar penting dalam agama kita,
yaitu Ilmu, Guru, dan Sanad. Ketiganya adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dalam upaya kita meraih kebenaran dan keberkahan dalam
beragama.
1. Pentingnya Ilmu (Al-'Ilm)
Islam adalah agama yang
sangat menjunjung tinggi ilmu. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW adalah perintah untuk Iqra' (bacalah), yang merupakan kunci
pembuka gerbang ilmu pengetahuan. Ilmu adalah cahaya yang menuntun kita dari
kegelapan kebodohan menuju terang benderang kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (HR.
Ibnu Majah).
Kewajiban ini tidak
hanya berlaku untuk ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu dunia yang bermanfaat,
karena semua ilmu pada hakikatnya bersumber dari Allah SWT. Dengan ilmu, amal
ibadah kita menjadi benar, muamalah kita menjadi terarah, dan kehidupan kita menjadi
bermakna. Orang yang berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah, sebagaimana
firman-Nya dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11 yang telah kita bacakan.
2. Peran Sentral Seorang Guru
(al-Ustads/asy-Syaikh)
Meskipun ilmu adalah kewajiban, namun ia tidak dapat diperoleh hanya dengan
membaca buku atau mengandalkan akal semata, terutama ilmu agama. Di sinilah
peran seorang Guru menjadi sangat sentral.
Ilmu yang bermanfaat harus diambil dari sumbernya yang terpercaya, dan guru
adalah perantara yang mentransfer ilmu sekaligus mendidik jiwa. Guru tidak
hanya menyampaikan materi (teks), tetapi juga metode (cara
beramal), dan yang paling penting, adab (etika).
Para ulama salaf mengajarkan, "Barang siapa yang tidak memiliki
guru, maka gurunya adalah setan." Ungkapan ini menunjukkan betapa
berbahayanya belajar agama secara otodidak tanpa bimbingan. Tanpa guru,
seseorang mudah salah dalam memahami dalil, keliru dalam mengamalkan, dan
tersesat dalam menafsirkan ajaran agama.
Imam al-Zarnuji dalam kitab
Ta'limul Muta'allim berpesan:
مَا
أَفْسَدَ الدِّيْنَ إِلاَّ الْمُلُوْكُ وَأَحْبَارُ سُوْءٍ وَرُهْبَانُهَا
وَبَاعُوْا
الْفَتَاوَى بِالْخَائِنَاتِ وَجَرَّعُوْا النَّاسَ بِالْغَلَيَانِ
Artinya: "Tidak akan rusak
agama kecuali oleh para raja, ulama su' (jahat/buruk), dan para rahib. Mereka
menjual fatwa dengan pengkhianatan dan menyesatkan manusia dengan hawa
nafsu."
Oleh karena itu, kita wajib memuliakan dan menghormati guru kita, karena
keberkahan ilmu seringkali terletak pada adab kita kepada mereka. Sayyidina Ali
bin Abi Thalib RA pernah berkata, "Aku adalah budak bagi orang yang
mengajariku satu huruf. Jika ia mau, ia boleh menjualku, memerdekakanku, atau
tetap memperbudakku." Ini adalah cerminan penghormatan tertinggi
kepada seorang guru.
3. Pentingnya Sanad (Silsilah
Keilmuan)
Yang membedakan ilmu agama yang benar dari ajaran sesat adalah adanya Sanad
atau silsilah keilmuan yang jelas. Sanad adalah rantai periwayatan ilmu yang
bersambung, mulai dari kita, guru kita, guru dari guru kita, hingga puncaknya
bersambung kepada Nabi Muhammad SAW.
Sanad menjamin otentisitas dan orisinalitas ajaran Islam. Ilmu yang diambil
dari guru yang memiliki sanad berarti ilmu tersebut telah teruji, disaring, dan
dipertanggungjawabkan oleh ulama dari generasi ke generasi.
Abdullah bin Mubarak, seorang
ulama besar, berkata:
اَلْإِسْنَادُ
مِنَ الدِّيْنِ، وَلَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
"Sanad itu bagian dari
agama. Kalau seandainya tidak ada sanad, niscaya setiap orang akan berkata
sekehendaknya."
Di era informasi yang sangat terbuka saat ini, di mana setiap orang bisa
mengklaim dirinya berilmu dan menyebarkan ajaran melalui media sosial, penting
bagi kita untuk berhati-hati. Pastikan ilmu agama yang kita pelajari berasal
dari guru yang diakui keilmuannya, jelas sanadnya, dan berakhlak mulia. Jangan
sampai kita terperosok ke dalam pemahaman yang menyimpang karena mengambil ilmu
dari sumber yang tidak jelas juntrungannya.
Mari kita terus semangat menuntut ilmu, memuliakan guru-guru kita, dan
memastikan ilmu agama yang kita dapatkan memiliki sanad yang jelas. Dengan
begitu, kita berharap ilmu yang kita miliki akan menjadi ilmu yang nafi'
(bermanfaat), barakah (membawa keberkahan), dan menuntun kita menuju
keridaan Allah SWT.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَتَرَاقَتْ أُذُنٌ بِخَبَرٍ
أَمَّا
بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sebagai penutup khutbah
ini, Khatib kembali mengingatkan bahwa kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu
agama adalah kombinasi dari Ilmu yang benar, bimbingan Guru yang kompeten
dan berakhlak, serta Sanad yang jelas dan bersambung.
Janganlah kita mudah
merasa cukup dengan ilmu yang kita miliki, karena perjalanan menuntut ilmu
adalah sepanjang hayat. Rasulullah SAW mengajarkan kita doa yang sangat
penting:
اَللّٰهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima."
Ilmu yang bermanfaat
akan lahir dari proses belajar yang benar, yaitu melalui bimbingan guru yang
sanad keilmuannya terjamin. Hanya dengan demikian, kita akan terhindar dari
kesesatan dan penyimpangan dalam beragama.
Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjadi thalibul 'ilm
(penuntut ilmu) sejati, yang menghormati guru, mencintai ilmu, dan mengamalkan
ajaran agama dengan benar.
إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،
فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Doa Penutup...)
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ
